Pengumuman

Blog img
Seminar dan Workshop Nasional " The Intelligent Library Revolution : Menavigasi Era AI untuk Layanan Perpustakaan Unggul Membentuk Pustakawan Masa Depan dalam Lanskap Teknologi AI", tanggal 11-12 Juni
20 Juni 2025 - Dilihat 48 kali

Laporan Seminar
The Intelligent Library Revolution
Tanggal: 11-12 Juni 2025
Tempat: Universitas Brawijaya, Malang


I. Pendahuluan

Seminar bertajuk "The Intelligent Library Revolution" merupakan sebuah acara yang dilaksanakan pada tanggal 11-12 Juni 2025 di Universitas Brawijaya, Malang. Seminar ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Perpustakaan Universitas Brawijaya, dengan tujuan untuk membahas perkembangan terkini dalam dunia perpustakaan yang berbasis teknologi cerdas (intelligent). Di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi, perpustakaan pun harus beradaptasi dan mengimplementasikan solusi-solusi inovatif agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

II. Tujuan Seminar

Tujuan utama seminar ini adalah untuk:

  1. Menyebarkan pengetahuan tentang revolusi perpustakaan berbasis teknologi.
  2. Meningkatkan pemahaman mengenai penggunaan teknologi cerdas untuk meningkatkan layanan perpustakaan.
  3. Menyediakan platform bagi para pustakawan dan profesional di bidang informasi untuk berdiskusi mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi dalam mengembangkan perpustakaan cerdas.
  4. Menginspirasi para peserta untuk mengimplementasikan teknologi-teknologi baru di perpustakaan masing-masing.

III. Peserta

Seminar ini diikuti 33 peserta, yang terdiri dari pustakawan, mahasiswa, praktisi perpustakaan, dan peneliti di bidang informasi dan teknologi. Selain itu, seminar ini juga dihadiri oleh beberapa narasumber dari berbagai institusi pendidikan

IV. Pembicara dan Materi

Berikut adalah pembicara utama dan materi yang dibahas selama seminar:

Hari pertama

1.      Ida Fajar Priyanto - "Era of Robotic and AI-Based Libraries: What Libraries and Librarians Should Do?"

·         Pembicara pertama, Ida Fajar Priyanto, membahas tantangan dan peluang yang dihadapi oleh perpustakaan dalam menghadapi era robotik dan AI. Beliau mengungkapkan bahwa perpustakaan masa depan akan sangat bergantung pada teknologi untuk meningkatkan efisiensi, layanan, dan aksesibilitas informasi. Ida memberikan gambaran tentang bagaimana robot dan AI dapat diintegrasikan dalam sistem perpustakaan untuk automasi, pengelolaan koleksi, dan pelayanan pengguna.

·         Dalam presentasinya, Ida juga menekankan apa yang harus dilakukan oleh pustakawan, yaitu untuk terus mengembangkan keterampilan teknis, memahami kecerdasan buatan, dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk meningkatkan kinerja perpustakaan.

2.  Dra. Welmin Sunyi Ariningsih - "Knowledge Leadership: Pustakawan sebagai Agen Perubahan di Era Artificial Intelligence"

·         Dra. Welmin Sunyi Ariningsih mengangkat topik tentang kepemimpinan pengetahuan (knowledge leadership) dan bagaimana pustakawan dapat berperan sebagai agen perubahan dalam era kecerdasan buatan (AI). Ia menekankan bahwa pustakawan harus memiliki visi yang kuat dalam mengelola pengetahuan dan memimpin transformasi digital di perpustakaan.

·         Dalam presentasinya, Welmin mengidentifikasi bahwa pustakawan tidak hanya bertanggung jawab untuk mengelola koleksi fisik dan layanan tradisional, tetapi juga harus memimpin inisiatif perubahan dengan memanfaatkan AI, big data, dan analitik untuk meningkatkan kualitas layanan dan menyediakan informasi yang relevan secara lebih cepat dan tepat. Ia juga mengajak pustakawan untuk lebih aktif dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan dalam pengelolaan pengetahuan dan adaptasi teknologi agar dapat menjadi pemimpin di era digital ini.

3.  Agus Wahyu Widodo - "AI dan Big Data untuk Prediksi Kebutuhan Informasi Pengguna: Mewujudkan Perpustakaan yang Proaktif dan Personal"

·         Agus Wahyu Widodo menyampaikan tentang bagaimana AI dan big data dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan informasi pengguna. Ia menjelaskan bahwa perpustakaan masa depan akan lebih bersifat proaktif dan personal, dengan memanfaatkan data pengguna untuk menawarkan layanan yang lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan individu.

·         Agus menjelaskan bahwa dengan analisis big data, perpustakaan dapat mengidentifikasi tren dan pola penggunaan, serta merancang layanan yang lebih responsif terhadap kebutuhan informasi yang berubah. AI juga dapat digunakan untuk menyajikan rekomendasi buku, pencarian informasi yang lebih relevan, dan menciptakan pengalaman pengguna yang lebih personalized.

Hari kedua

1. Bapak Pitoyo Widhi Atmoko

Judul Materi: Smart Reference Service: Panduan Tools AI untuk Pustakawan Masa Depan

Ringkasan Materi:
Dalam sesi ini, Bapak Pitoyo Widhi Atmoko membahas pentingnya transformasi layanan referensi perpustakaan dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan. Beliau memperkenalkan konsep Smart Reference Service yang mengintegrasikan berbagai tools AI untuk meningkatkan kualitas layanan informasi, efisiensi kerja pustakawan, serta kepuasan pemustaka.

Beberapa poin penting yang dibahas:

  • Pengenalan tools AI yang dapat digunakan pustakawan seperti ChatGPT, Elicit, ResearchRabbit, dan Semantic Scholar.
  • Strategi dalam menerapkan AI untuk menjawab pertanyaan referensi secara cepat dan akurat.
  • Tantangan etika dan keterbatasan AI yang harus diperhatikan dalam pelayanan publik.
  • Studi kasus penerapan smart reference di berbagai institusi informasi.

Beliau juga menekankan perlunya peningkatan literasi digital pustakawan agar dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi secara berkelanjutan.


2. Bapak Hery Prayitno

Judul Materi: Masterclass AI untuk Publikasi Q1: Panduan Lengkap Peneliti dan Pustakawan Modern

Ringkasan Materi:
Bapak Hery Prayitno memaparkan strategi dan panduan lengkap dalam memanfaatkan AI untuk mendukung penulisan dan publikasi ilmiah, khususnya untuk jurnal bereputasi tinggi (Q1). Materi ini sangat relevan bagi peneliti dan pustakawan yang terlibat dalam kegiatan riset, penulisan ilmiah, dan bimbingan akademik.

Poin-poin utama:

  • Penggunaan AI dalam tahap pra-penelitian: eksplorasi literatur dan identifikasi gap riset.
  • Tools pendukung penulisan akademik seperti Grammarly, Quillbot, SciSpace, dan AI reviewer tools.
  • Tips menghindari plagiarisme dan menjaga integritas akademik saat menggunakan AI.
  • Strategi memilih jurnal Q1 dan proses adaptasi manuskrip sesuai journal scope.
  • Kolaborasi antara pustakawan dan peneliti dalam proses publikasi berbasis AI.

Bapak Hery menutup sesi dengan simulasi penggunaan tools AI dalam proses identifikasi jurnal dan penyusunan artikel ilmiah yang efektif.


 

V. Ringkasan Diskusi dan Presentasi

Seminar ini menghadirkan diskusi yang mendalam tentang berbagai topik terkait perpustakaan cerdas. Beberapa poin penting yang dibahas meliputi:

  1. Digitalisasi dan Integrasi Sistem
    Para pembicara sepakat bahwa untuk mengubah perpustakaan menjadi lebih cerdas, diperlukan digitalisasi penuh dan integrasi sistem yang dapat menghubungkan berbagai aspek layanan perpustakaan, termasuk koleksi, pengguna, dan data yang ada.
  2. Peran Kecerdasan Buatan (AI)
    Penggunaan AI dalam perpustakaan dapat membantu dalam mempercepat proses katalogisasi, mengidentifikasi kebutuhan informasi pengguna, serta memberikan rekomendasi buku secara otomatis berdasarkan preferensi pengguna.
  3. Pemanfaatan Big Data
    Big data memberikan peluang besar dalam memahami pola penggunaan koleksi perpustakaan, yang memungkinkan pustakawan untuk membuat keputusan yang lebih tepat dalam pengelolaan koleksi dan merencanakan layanan yang lebih baik.
  4. Automasi Layanan Perpustakaan
    Banyak perpustakaan yang sudah mulai mengadopsi sistem automasi untuk peminjaman buku, pengembalian, dan bahkan dalam proses katalogisasi. Ini mengurangi beban kerja pustakawan dan meningkatkan efisiensi layanan.

VI. Kesimpulan

Seminar "The Intelligent Library Revolution" memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai perkembangan teknologi yang dapat diimplementasikan dalam dunia perpustakaan. Dengan adanya teknologi-teknologi seperti kecerdasan buatan, big data, dan automasi, perpustakaan dapat bertransformasi menjadi lebih efisien, lebih terjangkau, dan lebih responsif terhadap kebutuhan pengguna. Seminar ini memberikan wawasan penting mengenai peran AI dalam mengubah paradigma kerja pustakawan dan peneliti. Para peserta mendapatkan panduan praktis sekaligus refleksi kritis mengenai peluang dan tantangan pemanfaatan AI dalam dunia literasi informasi dan akademik. Diharapkan materi ini dapat mendorong inovasi serta kolaborasi lintas profesi demi kemajuan ekosistem pengetahuan di era digital.

Transformasi ini bukan hanya menguntungkan bagi pustakawan, tetapi juga bagi pengguna yang dapat menikmati layanan yang lebih cepat dan relevan. Para peserta seminar diharapkan dapat membawa pulang pengetahuan dan ide-ide baru untuk diterapkan di perpustakaan masing-masing, sehingga mempercepat proses evolusi menuju perpustakaan yang lebih cerdas